TALIAN AWAN - PUISI DIARY

 


    Setelah kubentang layar, tabir-tabir kertas bidukku diseret pawana nan jauh ke barat. Bukankah itu berarti kabar gembira bagi diriku yang pasah? Tirta bergejolak berombak, pawana marah tiada lagi terasa. Inikah akhirnya, atau hanya diam sementara?

    Aku telah jauh dari hari pertama kehidupanku, telah kuarungi pula puluhan halang. Apakah aku akan segera mendapati pulau emas permata? Ataukah hanya sirna. Jangan terbuai dengan apa yang ada, aku tak pernah tahu bagaimana berikutnya.

    Benar saja. Aku kan terjebak. Wana telah menunggu untuk melahapku beserta seluruh harap dan doa. Tiung-tiung bernyanyi nyaring, ntah mereka meneriakan sambutan atau kutukan. Kini aku telah terjebak. Tiada lagi kembali, tiada lagi ulangan. Hanya.. Hanya terus berjuang untuk menang. Ditemani awan dan rembulan.

Talian Awan

Ternyata terlambat

Wana tlah menghadang

Tiung bernyanyi pohonan jati

Pertanda aku telah terjebak

Tiada lagi jalan memutar

Hanya maju lurus tak gentar

Kali ini hanya kamar

Kartika tersulam talian awan

0 Komentar

Together, Stronger, For a Better Nation